Pages

Sabtu, 08 Maret 2014

Peluang Usaha Budidaya Nila Nirwana


budidaya-nilaBanyak ditemukan petani Nila yang jatuh dan pada akhirnya menyerah akibat kendala-kendala yang mereka temui saat pembudidayaan. Namun, bagi Budi, seorang petani nila di desa Mangunrejo, Magetan kendala dalam membudidayakan nila seakan menjadi tantangan yang meski dia taklukkan. Banyak kegagalan yang dia hadapi, namun Budi tak bergeming, niatnya untuk memanfaatkan Peluang Usaha Budidaya Nila Nirwana sudah bulat. Pada akhirnya, pengalamannya dalam membudidayakan ikan dari tahun 1986 hingga saat ini menjadi pelajaran berharga dan terpenting dalam memperlakukan ikan Nila. Perjalanan Budi di dunia perikanan dimulai bukan karena dia dikenal masyarakat sebagai petani ikan, melainkan karena dia terlebih dulu terjun di dunia pemasaran ikan yang ada di pasar-pasar tradisional. Saat itu masyarakat setempat menggenal Budi sebagai pedagang ikan.
“Ini atas saran teman-teman. Jika ingin terjun di dunia budidaya ikan, ada baiknya terjun dulu ke pemasaran ikan. Dari pemasaran, kemudian belajar mengenai pengadaan ikan. Biasanya, jika petani tersebut langsung ke pembenihan dan pembesaran, bisa dipastikan akan kebinggungan dalam mencari pasar.” Ungkap Budi saat ditemui team agrobinis wartawirausaha.com di kolam ikannya yang ada di Desa Mangunrejo, Gorang-gareng, Magetan.
Peluang usaha agrobisnis khususnya di bidang perikanan, memang menjadi salah satu prospek bisnis yang dimanfaatkan sebagian petani ikan yang ada di pedesaan, termasuk Budi. Hal ini dikarenakan sumber mata air untuk kolam ikan tersedia cukup baik. Sejak diperkenalkan pada tahun 1970, budidaya ikan nila memang terus berkembang dan semakin populer di tengah-tengah masyarakat. Bahkan kepopuleran ikan ini mampu mengalahkan beberapa ikan jenis lainnya.
“Salah satu keunggulan ikan nila dibanding dengan jenis ikan lain adalah dagingnya yang putih, tebal, padat dan tidak berduri. Tak hanya di dalam negeri, ikan jenis ini ternyata juga digemari di luar negeri. Bagi para pemancing, memancing ikan Nila itu ada keasyikannya sendiri. Bahkan di kolam saya, saya sediakan khusus untuk para pemancing.” Tambah Budi.
Nila jenis Nirwana seperti yang dibudidayakan oleh Budi, merupakan nila unggulan dan merupakan hasil persilangan antara ikan nila Gift dan nila Get dari Filipina. Keunggulan nila jenis ini adalah lebih cepat besar, hanya kurang dari 6 bulan, beratnya bisa mencapai 1 kilogram. Hal inilah yang membuat ikan jenis ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dalam memelihara ikan Nila, perlu memperhatikan beberapa aspek. Mulai dari kebersihan kolam, makanan dan media atau air yang selalu tersedia. Dalam menjaga agar terhindar dari hama atau penyakit, kolam juga harus selalu dibersihkan dari lumut. Kebersihan kolam, menurut Budi merupakan hal terpenting dalam menjaga kualitas ikan Nila. Untuk media atau airnya, Budi menyarankan air dalam kolam, merupakan air yang mengalir.
“Rasa daging Nila itu juga tergantung sama tempat (kolam). Dulu pernah saya kurang begitu bagus dalam perawatan kolam, sehingga air menjadi kotor dan keruh. Menurut konsumen saya, rasa ikan Nila menjadi agak apak dan kurang gurih. Hal ini berbeda jika kondisi kolam terawat dan bersih, rasa ikan akan lebih gurih.” Ungkap bapak tiga anak ini. Diakui oleh Budi, membudidayakan Nila itu memang gampang-gampang susah. Kendala yang sering ditemui ketika membudidayakan Nila adalah ikannya ternyata lambat dalam proses pertumbuhan. Pernah beberapa kali Budi mencoba menanyakan hal ini langsung ke dinas perikanan daerah, namun ternyata mendapat jawaban yang kurang memuaskan. Jaringan pertemanan antar petani Nila yang ada di daerahnya, tidak pernah disia-siakan Budi. Budi selalu berbagi pengalaman dengan sesama petani ikan nila untuk mengatasi kendala-kendala dalam Peluang Usaha Budidaya Nila Nirwana ini.
Dalam pemberian makan, Budi mengaku masih tergantung dari pabrik. Selama masa pembesaran, ikan diberi pakan tambahan berbentuk pelet sebanyak 3% – 5% per hari dari biomassa dan diberikan dengan frekuensi tiga kali dalam sehari. Selain diberi pakan dari pabrik, Budi kerap juga membuat pakan sendiri untuk ikan-ikannya. Makanan buatan Budi ini juga menjadi semacam ‘jamu’’agar ikannya tidak mudah terserang hama penyakit.
“Hingga saat ini, saya sementara masih mengandalkan makanan dari pabrik. Namun, saya juga membuat makanan sendiri, yaitu dengan mencampur karak (nasi yang dikeringkan) yang disiram air panas, dengan bekatul, ditambah empon-empon (bahan-bahan jamu), lalu jika semua sudah tercampur, dijemur dibawah sinar matahari.” Jelas Budi yang omsetnya pernah mencapai 2 ton per hari ini. Budi membuat sekitar empat kolam besar dan beberapa kolam kecil. Untuk kolam besar Budi gunakan sebagai proses pembesaran Nila. Dimana Nila-nila yang sudah mencapai berat rata-rata 200 gram, akan dipindah ke tempat khusus dan siap dijual dalam keadaan segar, atau dimasukkan ke kolam khusus untuk pemancingan.
Menurut Budi, penjualan ikan Nila itu cukup mudah. Biasanya tengkulak akan datang sendiri ke tempat saya untuk mengambil ikan-ikannya. “Saya biasanya akan telpon atau sms agen yang mau ngambil ikan-ikan saya, mereka biasanya langsung datang.” Ujar Budi.
Saat ini Budi mengambil benih Nila jenis Nirwana dari daerah Semarang. Untuk masa panen, Budi tidak berpatokan pada waktu panen yang biasanya 3-4 bulan sekali, namun Budi akan memilah Nila yang sudah siap panen. Nila yang siap dipasarkan akan dia pisahkan ke kolam khusus. Dengan begini, Budi mengaku bisa memanen Nilanya kapanpun. Harga Nila di pasaran yang mampu menembus 17 ribu per kilonya semakin membuat Budi yakin, jika prospek budidaya ikan Nila masih sangat cerah. Selain itu, kebutuhan ekspor Nila ke berbagai negara di Asia maupun Eropa juga terus meningkat, membuat permintaan Nila juga terus merangkak. Tertarik mengambil peluang usaha budidaya Nila Nirwana? Inilah saatnya…

1 komentar: